phone: +420 776 223 443
e-mail: support@londoncreative.co.uk

PERKARA ATAU PENYEBAB HANCURNYA INDONESIA

Sungguh mengenaskan jika Indonesia atau Ibu Pertiwi hancur berantakan. Pahlawan-pahlawan dan tokoh-tokoh yang dulu memerdekakan Indonesia dengan susah payah, mempertaruhkan keluarga, nyawa, ekonomi, dan energi yang besar seolah-olah hanya menjadi lukisan abstrak yang tidak indah untuk dipandang, dan tidak perlu diartikan makna dari lukisan tersebut. Sesungguhnya orang-orang terdahulu bisa menjadi panutan untuk yang akan datang, seperti yang tercantum dalam Al Qur'an surat Ar Rum ayat 42.

Apalagi ditambah negara Amerika Serikat, dan negara Eropa yang mencoba memisahkan Tana Papua dari NKRI. Amankan Tana Papua dari Amerika dan Eropa! Pemimpin yang tak mampu memimpin dengan baik, mungkin menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia bisa seperti ini. Ada 7 perkara atau penyebab Indonesia akan hancur.

Perkara atau Penyebab Hancurnya Indonesia


1. Rusaknya moral manusia Indonesia akibat godaan korupsi, dalam usia matang Indonesia Raya yaitu memasuki tahun ke-67, seyogyanya masalah ini sudah harus berakhir dengan penegakan hukum yang tegas. Apabila gagal, maka ini adalah tanda-tanda kepastian hancurnya Indonesia.

2. Hilangnya jiwa ksatria dari prajurit-prajurit bangsa Indonesia, khususnya TNI, Polri dan Intelijen. Para pengawal rakyat, bangsa dan negara yang tidak dilandasi jiwa ksatria akan cenderung pengecut, bersembunyi dibalik kebohongan, dan semena-mena serta tidak bertanggung jawab. Akibatnya adalah pagar makan tanaman, dimana perlindungan kepada rakyat Indonesia tidak terjadi, bahkan sebaliknya rakyat justru menjadi korban. Hal ini menuntut reformasi yang serius dalam rangka melahirkan ksatria-ksatria bangsa Indonesia yang dapat diandalkan. Apabila gagal juga, maka ini adalah tanda kepastian kehancuran Indonesia.

3. Kearifan lokal Indonesia yang luntur di jiwa para teknokrat dan ekonomi. Kehebatan intelektual lulusan luar negeri baik itu Barat maupun Timur, seringkali mendominasi wacana pembangunan Indonesia. Sementara kearifan lokal dianggap sebagai onggokan sampah karena tidak dapat diterima teori-teori logika yang hebat. Pada zaman keemasan Kerajaan Nusantara, kearifan lokal tampak dalam monumen-monumen yang indah yang mencerminkan konsep masyarakat tentang apa yang ingin dipersepsikan kepada dunia. Saat ini kita melihat budaya bangsa Indonesia sebagai sesuatu yang kumuh dan jumud karena seniman dan seniwati kehilangan daya kreatifitasnya karena masyarakat juga mulai kurang menghargainya. Harga yang harus kita bayar adalah fakta, bahwa sedikit demi sedikit kita kehilangan jati diri ke-Indonesia-an. Itulah sebabnya pertikaian faham neoliberal versus sosialisme (kerakyatan) akan terus bergema apabila para teknokrat dan ekonom Indonesia yang cerdas tidak mampu mentransformasi filsafat ekonomi modern ke dalam kearifan lokal Indonesia. Apabila hal ini tetap diabaikan, maka tidak ada yang khas yang menjiwai pembangunan bangsa, negara Indonesia...yang akan terjadi adalah pembangunan kapital, fisik, dan mentalitas kebendaan yang menjadi citra kesuksesan manusia di abad 21.

4. Kejujuran, keadilan dan penegakkan kebenaran. Sejarah Indonesia ditulis dalam kemasan yang baik namun diwarnai ketidakjujuran, ketidakadilan dan ketidakbenaran dalam penataan kehidupan berbangsa dan bernegara. Setelah reformasi, ternyata situasi tersebut belum benar-benar hilang, bahkan muncul kembali dalam model dan bentuk yang berbeda. Pertarungan nilai-nilai yang selama ini membuat bangsa Indonesia menjadi kuat tampaknya akan semakin berat karena kuatnya pengaruh syataniah yang menjerumuskan Indonesia ke dalam pengabaian nilai-nilai kejujuran, keadilan dan kebenaran. Apabila hal ini juga tidak segera kita kobarkan kembali di setiap jiwa manusia Indonesia, tentunya kehancuran Indonesia juga sudah di depan mata.

5. Kemampuan membaca zaman. Bacalah dengan sungguh-sungguh tanda zaman dan perubahannya. Indonesia tidak dapat hidup dalam keajegan cara pandang di berbagai bidang. Perlu dinamika yang tertata dalam koridor cita-cita bangsa menjadi Indonesia yang sesungguhnya, yaitu bangsa yang baik. Mengapa mengutamakan kebaikan, karena nilai kebaikan yang kuat di bumi nusantara akan mempererat hubungan antar anggota masyarakat yang pada gilirannya akan memperkuat kerjasama internal untuk mendorong peningkatan ekonomi dan sosial secara nyata. Menjadi baik tidak berarti mudah dibodohi oleh orang-orang jahat yang tidak ingin Indonesia menjadi besar. Kesadaran massal bangsa Indonesia memerlukan dukungan dari manusia-manusia Indonesia unggulan. Siapakah manusia unggulan di Indonesia? mereka tersembunyi namun kita dapat merasakan kehadirannya. Ada yang dikenal publik dan ada juga yang tidak, ciri-cirinya adalah bahwa mereka tidak menyadari bahwa pengaruh mereka sangat besar untuk Indonesia Raya. Kelemahan kita dalam membaca zaman menjanjikan kehancuran Indonesia, atau minimal kegagalan pembangunan ekonomi.

6. Perkara yang keenam adalah peranan kepemimpinan nusantara secara nyata dan secara spiritual. Presiden, para Menteri, para pimpinan Partai, para anggota Dewan, para gubernur, bupati, camat, lurah, kepala desa, dll adalah penguasa kepemimpinan dunia nyata. Namun mereka belum tentu juga berperan sebagai pemimpin dunia spiritual. Semua golongan agama dan kepercayaan di Indonesia niscaya memahami pentingnya memelihara bumi yang akan melahirkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia sebab-akibat, dunia tanpa batas, dan dunia elementer yang sering digunakan sebagai rujukan melihat masa depan. Karena di Indonesia terlalu kuat pengaruh alam khayali (imajinasi), maka seringkali kepercayaan kita kepada para pemimpin spiritual menjadi sangat rendah, bahkan cenderung tidak percaya. Lagi pula sangat sulit untuk mengetahui atau menemui pemimpin/penempuh jalan spiritual yang murni, asli, dan iklhas. Kegagalan memadukan hal ini akan mendorong Indonesia ke satu sisi yang membahayakan, namun akan dapat kembali pada keseimbangan, sayangnya proses tsb akan menyerap tenaga, dana, dan pikiran, dan apabila hal itu tidak tersedia, maka kehancuran juga telah menanti.

7. Perkara terakhir adalah perkara kampanye massal kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk tidak bosan-bosannya menyerukan semangat kebangkitan bangsa Indonesia. Peranan media massa, baik dalam bentuk cetakan, online, media radio, TV, dll sangatlah penting. Namun sayangnya belum tampak suatu kesadaran yang luas di kalangan media massa untuk turut serta memajukan bangsa dan negara Indonesia melalui program-program yang akan mampu mendorong bangsa Indonesia memiliki jati diri ke-Indonesia-an yang kuat.


Mari kita rubah mulah dari diri kita sendiri! Tidak ada kata terlambat, jangan malu untuk berubah. Indonesia bisa menjadi negara Ade Kuasa bersaing dengan negara -negara besar seperti Amerika, Rusia, dll. Indonesia mampu menjadi Presiden Dunia. Mari kita rubah dari yang kecil!

0 komentar: